Semalam, ketika lagi nungguin sinetron kesukaanku tayang, Catatan Harian Aisha di RCTI, ada orang yang ketuk-ketuk pagar dengan gembok. Aku pun keluar melihat siapa yang datang. Ternyata kurir JNE yang ngantar paket untukku.
Setelah mengambil paket itu dan berterimakasih, kurirnya pulang dan aku masuk rumah. Paket itu aku simpan begitu saja di tempat tidur dan balik lagi ke depan TV.
"Loh! Paketnya nggak dibuka dulu gitu?"
Bukanya nanti aja deh. Soalnya aku sudah tahu paket itu isinya apa.
"Emang apa isinya? Trus dari siapa?"
Paket itu pesanan kak Adil. Isinya Oktabumin yang ia pesan lewat online. Kak Adil sudah mengatakannya saat datang Senin kemarin. Terimakasih banyak ya, kak, buat kiriman obatnya. Sehat selalu buat kakak di sana.
"Oktabumin obat apa sih?"
Oktabumin, VipAlbumin, Pujimin dan Channa adalah kapsul yang berisi ekstrak ikan gabus. Menurut Wikipedia, ikan gabus kaya akan albumin, salah satu protein penting bagi tubuh kita. Albumin diperlukan tubuh kita setiap hari, terutama dalam proses penyembuhan luka. Makan ikan gabus atau minum ekstraknya dapat meningkatkan kadar albumin dalam darah dan membantu penyembuhan beberapa penyakit.
Sebenarnya nih ya, aku ada rasa gimanaaa gitu sama Oktabumin. Soalnya, harganya terlalu murah daripada Ekstrak Ikan Gabus lainnya padahal isinya 60 kapsul sedangkan yang lain hanya berisi 30 kapsul. Harga satu kotak Pujimin lebih mahal daripada harga 2 kotak Oktabumin, apalagi bila dibandingkan dengan Channa dan VipAlbumin yang harganya lebih mahal dari Pujimin.
Bukan harganya saja yang membuatku ragu akan keaslian Oktabumin, tapi kotak dan botol obatnya juga kurang meyakinkan.
VipAlbumin dan Pujimin yang merupakan produk asli Makassar, kotak kemasannya ada segel/stiker penanda keasliannya. Sementara Channa, kotaknya terbungkus rapi dengan plastik.
Botol VipAlbumin dan Channa setelah dibuka tutupnya ada lapisan penutup lagi di dalamnya. Sementara Pujimin botolnya harus dibuka dulu penyangganya.
Oktabumin, kotak kemasan dan botolnya bisa langsung dibuka dengan sangat mudah. Tidak ada segel, plastik ataupun penyangga pada kotak dan penutupnya sehingga wajar dong bila aku meragukan keasliannya.
Satu lagi. Dari segi bau dan rasa, Oktabuminlah yang paling tidak berasa aneh di hidung dan lidahku. Aku suka itu. Tapi akan beda ceritanya bila ternyata Oktabumin itu palsu.
Yah, tapi mau gimana lagi. Oktabumin sebanyak 5 kotak itu sudah terlanjur dibeli. Mau tidak mau harus minum itu bila Pujimin yang kak Abid beli kemarin sepulang dari rumah sakit sudah habis. Semoga saja kekhawatiranku salah. Oktabumin itu isinya memang ekstrak ikan gabus bukan yang lain.
Ini PR buat produsen Oktabumin. Baiknya kemasan Oktabumin dibuat lebih baik daripada kemasan yang sekarang agar tidak ada konsumen yang meragukan keaslian dan kualitas Oktabumin.
Kamis, 3 Mei 2018
Aku mau ralat nih kata-kataku di atas tentang rasa Oktabumin. Bau dan rasanya juga ternyata bikin mual juga. Kok bisa beda ya dengan Oktabumin yang aku minum saat masih di rawat di rumah sakit?
haduh gawat juga ya, mungkin bisa ditanyakan ke penjualnya mba biar makin yakin
BalasHapusSaya aja mungkin yang berprasangka buruk. Siapa tahu memang seperti itu Oktabuminnya.
HapusYang beli kakakku. Saya mah tidak tahu dia belinya di mana?
lahhhh... manfaatnya untuk apa Mbak,,,? blm dibahas sepertinya, apa saya melewatkan tulisannya. :)
BalasHapusmmmm.... Sinetron si Aisah saya kurang berminat nntonnya tapi Sinetron TOP saya sukahhh.......
Iya, kang. Memang saya tidak sebutkan manfaatnya karena sebenarnya tulisan ini sekedar curhat. Nanti saya perbaiki. Makasih banyak ya, kang.
HapusOohhh...
Berarti suka nonton sinetron juga ya?
reviewnya sangat menarik ,walau ada sedikit keraguan.
BalasHapusPembaca pastinya juga ikut bimbang.
Niatnya bukan review, mas. Tapi sekedar curhat.
HapusWaduhhh....
Saya jadi merasa bersalah kalau tulisan ini akhirnya akan membuat pembaca bimbang. Padahal ingin berbagi sesuatu yang bermanfaat.
Baru tahu ada ekstrak ikan gabus, Mbak.. :)
BalasHapusSetahu saya, Pujimin sebagai ekstrak ikan gabus pertama adalah hasil penelitian mahasiswa UNHAS beberapa tahun yang lalu, mba.
HapusNamanya ikan pasti ada rasa aneh untuk orang yang tidak terbiasa. Kalau rasanya enak justru bisa dipertanyakan komposisinya. Mungkin tidak murni ekstrak ikan gabus atau ada bahan tambahannya. Makanya ada kapsul ikan gabus yang harganya lebih murah.
BalasHapus